Minggu, 20 September 2015

KISAH TELADAN SUNAN KUDUS DAN NASABNYA.. 

Oleh@hanjawane99/balenrejo/bojonegoro-jatim 

**KISAH SUNAN KUDUS (DJAFAR SHODIQ AL-HUSEINI)**  

NASAB SUNAN KUDUS (DJAFAR SHODIQ AL-HUSEINI)  Segala Puji Milik Allah atas segala karunia-Nya kepada kita semua, segala kenikmatan yang tidak akan pernah kita sanggup untuk membalasnya, bahkan pun jika seluruh ‘amal kebajikan manusia sejak Nabi Adam hingga akhir zaman dikumpulkan, tidak akan ada nilainya dibanding setetes nikmat yang Allah turunkan ke muka bumi. Diblog ini saya akan menceritakan sedikit cuplikan kisah Nabi Ismail a.s, semoga kisah-kisah beliau dapat menjadikan kita semua yang membacanya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Amin.

   Berikut adalah nasab atau Silsilah Syekh Jafar Sadiq Al-Huseini ( Sunan Kudus “Wali Songo” ) Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW:

• Siti Fatimah ( Istri Sayyidina Ali R.A )

• Sayyid Husein Assabti

• Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini

• Muhammad Al-Bakir Al-Huseini

• Jafar Siddiq Al-Huseini ( Irak )

• Ali Al-Uraidhi Al-Huseini

• Muhammad An-Naqib Al-Huseini

• Isa Al-Rumi / Al-Azraq / An-Naqib Al-Huseini

• Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini

• Ubaidillah Al-Huseini

• Alawi Al-Huseini

• Muhammad Al-Huseini

• Alawi Al-Huseini

• Ali Khali' Qasam Al-Huseini

• Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini

• Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini

• Abdul Malik Al-Huseini ( India dari Hadramaut )

• Abdullah Khan Al-Huseini

• AhmadJ jalal Shah Al-Huseini

• Amaluddin Husain Akhbar Al-Huseini

• Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini

• Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini ( Sunan Ampel Denta "Wali Songo" )

• Sayyid Jafar Sadiq Al-Huseini ( Sunan Demak "Wali Songo" ).
                                                       
                                            
    Babad Tanah Jawi (selanjutnya disebut BTJ) adalah terjemahan dari Punika Serat Babad Tanah Jawi Wiwit Saking Nabi Adam Doemoegiing Taoen 1647 yang disusun oleh W. L. Olthof di Leiden, Belanda, pada tahun 1941. Seperti pada pengertian babad pada umumnya, di sini terdapat cerita-cerita tentang pendirian sebuah negara (kerajaan) dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar kerajaan tersebut.
“Orang di tanah Jawa taat serta menganut agama Islam. Mereka bermusyawarah akan mendirikan masjid di Demak. Para wali saling berbagi tugas, semua sudah siap sedia. Hanya Sunan Kali Jaga yang masih ketinggalan, bagian garapannya belum berbentuk, sebab sedang tirakat di Pamantingan. Sekembalinya ke Demak, masjid sudah akan didirikan. Sunan Kali Jaga segera mengumpulkan sisa-sisa kayu bekas sudah menjadi tiang.Pagi harinya tanggal 1 bulan Dulkangidah masjid didirikan dengan sengkalan tahun 1428. Kiblat di masjid searah dengan ka’bah di Mekkah. Penghulunya Sunan Kudus. Setelah beberapa Jumat berdirinya masjid tadi, ketika para wali sedang berdzikir bersama di masjid itu, Sunan Kudus duduk khusuk bertafakur di bawah beduk, tiba-tiba ada bungkusan jatuh dari atas-buku kulit kambing, di dalamnya ada sajadah serta selendang Kanjeng Rasul.”
“Pada waktu itu banyak orang Jawa yang belajar agama Islam, kedigdayaan, dan kekuatan badan. Ada dua orang guru yang terkenal, yaitu Sunan Kali Jaga dan Sunan Kudus. Sunan Kudus itu muridnya tiga orang, yaitu Arya Penansang di Jipang, Sunan Prawata, dan Sultan Pajang. Yang paling disayang adalah Arya Penansang. Waktu itu Sunan Kudus sedang duduk-duduk di rumahnya dengan Pangeran Arya Penansang, Sunan Kudus berkata kepada Arya Penansang, “Orang membunuh sesama guru itu, hukumnya apa?” Perlahan jawab Arya Penangsang, “Hukumnya harus dibunuh, tetapi saya belum tahu siapa yang berbuat demikian itu.” Sunan Kudus berkata,”Kakakmu di Prawata.” Arya Penansang setelah mendengar perintah Sunan Kudus, bersedia membunuh Sunan Prawata. Ia lalu mengutus abdi pengawalnya bernama Rangkud dan diperintah untuk membunuh Sunan Prawata. Rangkud lalu berangkat. Sesampai di Prawata ketemu dengan Sunan Prawata yang sedang sakit dan bersandar pada istrinya. Setelah melihat Rangkud Sunan Prawata bertanya, “Kamu itu orang siapa?” Rangkud menjawab, “Saya adalah utusan Arya Penansang, memerintahkan untuk membunuhmu.” Sunan Prawata berkata, “Ya, terserah, tetapi saya sendiri sajalah yang engkau bunuh, jangan mengikutkan orang lain.” Rangud lalu menusuk sekuat-kuatnya. Dada Sunan Prawata tembus sampai ke punggungnya serta menembus dada istrinya. Sunan Prawata setelah melihat istrinya terluka, segera mencabut kerisnya yang bernama Kyai Betok, lalu dilemparkan ke Rangkud. Si Rangkud tergores oleh kembang kacang (hiasan pada pangkal keris), ia jatuh di tanah lalu tewas. Sunan Prawata dan isterinya juga meninggal dunia. Meninggalnya ber-sinengkalan tahun 1453. Arya Penangsang begitu tega membunuh Sunan Prawata sebab ayahnya juga dibunuh oleh Sunan Prawata, saat pulang dari sholat Jum'at. Ia dicegat di tengah jalan oleh utusan Sunan Prawata bernama Sura Yata. Ki Sura Yata tadi juga sudah dibunuh oleh teman ayahnya Arya Jipang.
                                         
**Matursuwun dulur sampun mampir                                              bumijowo.blogspot.com***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar